Showing posts with label Ahmad bin Mahdi (Wafat 272 H.). Show all posts
Showing posts with label Ahmad bin Mahdi (Wafat 272 H.). Show all posts
Thursday, June 8, 2017 0 comments

Ahmad bin Mahdi (Wafat 272 H.)

www.jurussemuailmu.blogspot.com
Abu Ja'far Ahmad bin Mahdi bin Rustam adalah seorang sufi kaya, yang sering mendermakan kekayaannya untuk kepentingan ilmu. Di Baghdad, ia dikenal luas karena kebaikannya. 
Beliau juga seorang perawi banyak hadits yang meriwayatkan hadits-hadits itu lengkap dengan sanadnya. [1] Disebutkan, selama 40 tahun beliau tidur tanpa kasur. Beliau wafat tahun 272 H.
Hari itu, Ahmad bin Mahdi kedatangan seorang tamu perempuan. Perempuan itu berkata: "Aku anak perempuan dari orangtua biasa. Aku dilanda musibah. Aku mohon padamu, atas nama Allah, tutupilah aibku."
"Apa musibahmu?" tanya Ahmad bin Mahdi. 
Perempuan itu menjawab: "Sungguh aku membenci diriku. Aku sekarang hamil. Aku ceritakan pada orang-orang bahwa engkaulah suamiku, dan hamil ini darimu. Tolong jangan permalukan aku. Tutupilah aibku, semoga Allah menutupimu."
Perempuan itu tampak malu dan kikuk, sementara Ahmad bin Mahdi duduk termenung. 
Singkat cerita, beberapa minggu kemudian, perempuan itu melahirkan di rumah Ahmad. Serombongan penduduk kampung halaman perempuan itu, datang beserta imam mereka untuk mengucapkan selamat. 
Ahmad pun menyambut mereka, menunjukkan rasa senang dan bahagia kepada mereka. Ahmad menyerahkan uang dua dinar kepada Imam Mahillah itu dan berkata: "Aku dan dia sudah bercerai. Tolong berikan uang ini pada perempuan itu unuk dibelanjakan untuk keperluan anaknya." 
Sejak itu, Ahmad terus mengirim uang dua dinar tiap bulan melalui Imam itu untuk keperluan sang bayi. 
Bulan berganti tahun, hingga tak terasa sudah bertahun-tahun. Dan Ahmad tak pernah telat mengirim uang belanjanya walau sehari pun. Hingga suatu hari, Imam dan jamaah dari kampung itu kembali menemui Ahmad untuk menyatakan belasungkawa dan mengabari bayi itu telah wafat. 
Ahmad pun menampakkan rasa sedihnya, pasrah dan ridha atas takdir Allah. 
Malam itu, selang satu bulan dari kematian sang bayi, perempuan itu kembali menemui Ahmad. Ia membawa sekantong besar dinar. Ia ingin mengembalikan dinar yang dikirimkan Ahmad selama bertahun-tahun itu. Sambil memohon-mohon, ia menyerahkannya kepada Ahmad. 
Ahmad berkata: "Dinar-dinar ini adalah tali kasihku untuk sang bayi. Sekarang telah menjadi milikmu, karena engkau yang merawatnya. Silahkan kau gunakan sesukamu."
Ahmad tak mau menerima sedikitpun. Perempuan itu pun kembali mengambil dinar. Ia pamitan sambil berkata: "Semoga Allah menutupimu sebagaimana engkau telah menutupi aibku."

Sumber:
--------------------------------
[1] Sanad: mata rantai (nama-nama) para perawi hadits yang sambung menyambung sampai Rasulullah saw
[2] Shifat al Shafwah halaman 4, halaman 84

Baca Selengkapnya >>>
 
;