www.jurussemuailmu.blogspot.com Ummu Muhammad al-Qabilah adalah seorang wanita saleh dan teladan di kabilahnya. Ia putri al-Husein bin Abdullah. Ia dikenal dengan nama Ummu Muhammad. Wanita mulia ini biasa memberi pelayanan gratis untuk persalinan wanita-wanita fakir miskin.
Dalam kitabnya Mursyid al-Zuwwar, Muwaffiq al-Din menuturkan kisah Ummu Muhammad tanpa menyebutkan tahun wafatnya. Beliau wafat tahun 615 H.
Hari itu, seorang perempuan datang menemui Ummu Muhammad dan berkata:
"Maukah engkau pergi bersamaku untuk membidani seorang perempuan fakir?
"Ya," jawab Ummu Muhammad
Ummu Muhammad pun pergi bersamanya hingga tiba di sebuah rumah. Ketika masuk, mata Ummu Muhammad menangkap seorang perempuan muda yang cantik jelita laksana purnama, tapi ia tidak mengenakan pakaian karena miskinnya.
Ummu Muhammad bertanya,
"Siapa perempuan ini?"
"Dia anakku. Ketika hamil muda, suaminya berangkat perang. Lalu orang-orang mengatakan, suaminya telah gugur. Tapi yang lain mengatakan, suaminya masih hidup. Sejak itu kami ditimpa kefakiran seperti yang engkau lihat ini."
Selang beberapa saat, perempuan jelita itu mengerang kesakitan. Ia lalu melahirkan bayi yang sempurna seperti purnama. Ummu Muhammad segera melepaskan gamisnya dan memotongnya menjadi dua bagian. Ia membungkus bayi mrah itu dengan kain dari gamisnya. Setelah beres dan memberikan keperluan lainnya, Ummu Muhammad pun pulang.
Selama sebulan penuh, setiap hari, Ummu Muhammad menengok perempuan itu.
Hari itu, setelah lewat sebulan, ibu perempuan itu datang menemui Ummu Muhammad dengan wajah berseri.
"Apa yang terjadi padamu?" tanya Ummu Muhammad.
"Pergilah bersamaku agar matamu senang menyaksikannya sendiri."
Ummu Muhammad pun kembali memasuki rumah itu. Kini, dilihatnya begitu banyak harta. Seorang pemuda dilihatnya pula sedang duduk di samping perempuan jelita itu.
Ummu Muhammad bertanya,
"Siapa pemuda itu?"
"Dia suami putriku, ia pulang membawa banyak harta."
Pemuda itu segera menyambut Ummu Muhammad dan menciumi kepala Ummu Muhammad dengan takzimnya. Lalu ia menyerahkan sekantong berisi seratus dinar.
Serta merta Ummu Muhammad gemetar. Ia berkata,
"Aku berlindung kepada Allah, dari menjual akhiratku dengan dinar ini."
Dinar itu ia tolak baik-baik, lalu ia terburu-buru pamit.
Sejak itu, Ummu Muhammad tak pernah kembali.
Sumber:
-------------------------------
Raf A'lam al-Nashr bizikri Auliya Mishr, Karya Muhammad Khalid Tsabit, Halaman 91