Di malam yang berbahagia ini, sebelum saya terlelap dalam indahnya mimpi malam, saya ingin berbagi informasi tentang sebuah hadits Dha'if yang sering terdengar oleh kita. Mudah-mudahan dengan informasi ini, teman-teman jadi lebih hati-hati dalam menyampaikan sebuah hadits. Haditsnya adalah sebagai berikut :
الدين هو العقل ومن لادين له لا عقل له
الدين هو العقل ومن لادين له لا عقل له
“Agama adalah akal. Siapa yang tidak memiliki agama,
tidak ada akal baginya.”
Hadits tersebut batil. Diriwayatkan oleh Imam an-Nasa’i dari Abi Malik
Basyir bin Ghalib. Kemudian ia berkata, “Hadits ini adalah batil munkar.”
Menurut saya, kelemahan hadits tersebut terletak pada seorang sanadnya yang
bernama Bisyir. Dia ini majhul (asing/atau tidak dikenal). Inilah yang
dinyatakan oleh al-Uzdi dan dikuatkan oleh adz-Dzahabi dalam kitab Mizanul
I’tidal dan al-Asqalani dalam kitab Lisanul Mizan.
Satu hal yang perlu digarisbawahi di sini ialah bahwasannya semua
riwayat/hadits yang menyatakan keutamaan akal tidak ada yang shahih. Semua
berkisar antara dha’if dan maudhu’. Saya telah menelusuri semua riwayat tentang
masalah keutamaan akal tersebut dari awal. Di antaranya apa yang diutarakan oleh Abu Bakar bin Abid
Dunya dalam kitab al-Aqlu wa Fadhluhu. Di situ dapati ia menyebutkan, “Riwayat
ini tidaklah shahih.”
Kemudian Ibnu Qayyim dalam kitab al-Manar halaman 25 menyatakan,
“Hadits-hadits yang berkenaan dengan akal semuanya dusta belaka.”