Monday, April 9, 2012

Tidak Mencela Sahabat Nabi


Ja’far ash-Shaig berkata, “Ada seorang tetangga Imam Ibnu Hanbal yang selalu melakukan kemaksiatan dan perbuatan-perbuatan keji. Pada suatu hari, orang itu datang ke majelis Imam Ibnu Hanbal dan mengucapkan salam. Sepertinya, Imam Ibnu Hanbal tidak membalas ucapan salam orang itu dengan sempurna. Ia merasa tidak senang dengan kedatangan orang itu.
Orang itu berkata, ‘Wahai Abu Abdillah, kenapa engkau tidak senang dengan kehadiranku? Aku telah berubah dari perbuatan yang selama ini aku lakukan karena pengaruh mimpi yang kulihat di dalam tidurku.’
‘Mimpi apa yang kamu lihat?’ tanya Imam Ahmad.
‘Aku melihat Nabi saw., di dalam mimpiku, seakan beliau ada di dataran yang tinggi dan di bawahnya ada orang-orang duduk.
Satu per satu orang berdiri dan mendekati beliau. Mereka berkata, ‘Doakanlah saya.’
Beliau lalu mendoakan mereka hingga tinggal aku sendiri. Aku ingin berdiri mendaketi beliau, tapi aku malu sebab apa yang telah aku lakukan selama ini. Kemudian beliau berkata kepadaku, ‘Hai fulan, kenapa kamu tidak berdiri dan memintaku untuk mendoakanmu.”
Aku menjawab, ‘Wahai Rasulullah, aku malu sebab perbuatan-perbuatan buruk yang telah aku lakukan selama ini.’
Beliau berkata, ‘Jika rasa malu yang menghalangimu, berdirilah dan mintalah, maka aku akan mendoakanmu sebab kamu tidak mencela salah seorang dari sahabat-sahabatku.’
Aku pun berdiri lalu beliau mendoakanmu. Aku terbangun dari tidur: dan aku berjanji tidak akan mengulangi perbuatan jahat yang aku lakukan, demi Allah.
Imam Ahmad berkata, ‘Wahai Ja’far, wahai fulan, ceritakan kisah mimpi ini (kepada orang lain). Kisah ini akan bermanfaat.’”
Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

Untuk membangun perkembangan pengetahuan penulis, saya harapkan bagi para pengunjung untuk memberi saran yang membangun.

 
;