Tuesday, June 13, 2017 0 comments

Aku bersaksi bawa engkau salah seorang putra (cucu) Rasulullah saw.

www.jurussemuailmu.blogspot.com
Ali bin al-Husein bin Ali bin Abi Thalib. Ia terkenal dengan nama Zainal Abidin (sang hiasan para ahli ibadah), saking banyaknya ibadah. al-Zuhri dan Ibn 'Uyainah berkata: "Kami belum pernah melihat seorang Quraish yang lebih mulia dari beliau." al-Zuhri berkata: "Aku belum pernah melihat seseorang yang lebih fakih (ahli islam) daripada beliau." Said bin Musayyab berkata: "Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih wara' (teramat patuh kepada allah) daripada beliau."Banyak riwayat yang menggetarkan tentang khusuknya beliau ketika berwudhu, shalat, ibadah haji, juga tentang tawadhunya, kelembutan, dan kedermawanannya. Ketika beliau berwudhu, pucat pasi wajahnya. Keluarganya pernah bertanya; "Apa yang membuatmu selalu pucat ketika berwudhu?" Beliau menjawab, "Bukankah kalian tahu kepada siapa aku akan menghadap?"Ketika berjalan, beliau tidak mengayunkan tangannya melewati pahanya saking tawadhu dan lembut hatinya. Ketika akan shalat, gemeterlah tubuhnya. Beliau sangat senang bila tak ada seorang pun yang menyaksikannya ketika beliau berwudhu. Beliau tak pernah meninggalkan shalat malam, dan setiap malam shalat seribu rakaat. Ketika angin berhembus mengenai dirinya, beliau pingsan karena takutnya kepada Allah. Beliau wafat di Madinah tahun 94 H, dan dimakamkan dii makam Baqi'.
Kala itu, Ali Zainal Abidin baru saja keluar dari masjid. Seorang lelaki tiba-tiba menghadangnya. Lelaki itu mencela dan mencaci makinya. Serta merta, budak-budak dan fakir miskin menghambur dengan maksud memberi pelajaran kepada lelaki itu. Tapi Ali Zainal Abidin berkata, 
"Bersikap lunaklah kalian!"
Lalu, Ali kembali menghadap lelaki tadi dan dengan lembutnya berkata, 
"Kekurangan kami yang tak engkau ketahui, masih banyak. Saudaraku, apakah engkau punya kebutuhan yang bisa kami bantu?"
Lelaki itu merah wajahnya saking malunya. Lalu Ali memberinya gamis yang beliau kenakan, juga mengatakan titah,untuk memberinya seribu dirham. 
Sejak itulah, setiap kali lelaki itu bertemu Ali Zainal Abidin, dia selalu berkata: 
"Aku bersaksi bawa engkau salah seorang putra (cucu) Rasulullah saw."

Sumber:
---------------------------
Shifat al-Shafwah Karya Ibn al-Jauzi Jilid II, Halaman 100


Baca Selengkapnya >>>
Monday, June 12, 2017 0 comments

Ummu Muhammad al-Qabilah (wafat 615 H)

www.jurussemuailmu.blogspot.com
Ummu Muhammad al-Qabilah adalah seorang wanita saleh dan teladan di kabilahnya. Ia putri al-Husein bin Abdullah. Ia dikenal dengan nama Ummu Muhammad. Wanita mulia ini biasa memberi pelayanan gratis untuk persalinan wanita-wanita fakir miskin. 

Dalam kitabnya Mursyid al-Zuwwar, Muwaffiq al-Din menuturkan kisah Ummu Muhammad tanpa menyebutkan tahun wafatnya. Beliau wafat tahun 615 H. 
Hari itu, seorang perempuan datang menemui Ummu Muhammad dan berkata: 
"Maukah engkau pergi bersamaku untuk membidani seorang perempuan fakir?
"Ya," jawab Ummu Muhammad
Ummu Muhammad pun pergi bersamanya hingga tiba di sebuah rumah. Ketika masuk, mata Ummu Muhammad menangkap seorang perempuan muda yang cantik jelita laksana purnama, tapi ia tidak mengenakan pakaian karena miskinnya. 
Ummu Muhammad bertanya, 
"Siapa perempuan ini?"
"Dia anakku. Ketika hamil muda, suaminya berangkat perang. Lalu orang-orang mengatakan, suaminya telah gugur. Tapi yang lain mengatakan, suaminya masih hidup. Sejak itu kami ditimpa kefakiran seperti yang engkau lihat ini." 
Selang beberapa saat, perempuan jelita itu mengerang kesakitan. Ia lalu melahirkan bayi yang sempurna seperti purnama. Ummu Muhammad segera melepaskan gamisnya dan memotongnya menjadi dua bagian. Ia membungkus bayi mrah itu dengan kain dari gamisnya. Setelah beres dan memberikan keperluan lainnya, Ummu Muhammad pun pulang. 
Selama sebulan penuh, setiap hari, Ummu Muhammad menengok perempuan itu. 
Hari itu, setelah lewat sebulan, ibu perempuan itu datang menemui Ummu Muhammad dengan wajah berseri. 
"Apa yang terjadi padamu?" tanya Ummu Muhammad.
"Pergilah bersamaku agar matamu senang menyaksikannya sendiri."
Ummu Muhammad pun kembali memasuki rumah itu. Kini, dilihatnya begitu banyak harta. Seorang pemuda dilihatnya pula sedang duduk di samping perempuan jelita itu. 
Ummu Muhammad bertanya, 
"Siapa pemuda itu?" 
"Dia suami putriku, ia pulang membawa banyak harta." 
Pemuda itu segera menyambut Ummu Muhammad dan menciumi kepala Ummu Muhammad dengan takzimnya. Lalu ia menyerahkan sekantong berisi seratus dinar.
Serta merta Ummu Muhammad gemetar. Ia berkata, 
"Aku berlindung kepada Allah, dari menjual akhiratku dengan dinar ini." 
Dinar itu ia tolak baik-baik, lalu ia terburu-buru pamit. 
Sejak itu, Ummu Muhammad tak pernah kembali. 

Sumber: 
-------------------------------
Raf A'lam al-Nashr bizikri Auliya Mishr, Karya Muhammad Khalid Tsabit, Halaman 91
Baca Selengkapnya >>>
Sunday, June 11, 2017 0 comments

Fairuz al-Dailami (wafat 53 H)

www.jurussemuailmu.blogspot.com
Fairuz al-Dailami adalah salah seorang raja berdarah Persia di Yaman. Ia masuk Islam dengan keislaman yang elok. (Pada masa Nabi saw.) Ketika al-Aswad  al-Ansi mengklaim kenabian dan memberontak di Yaman, Fairuz menentang dan membunuhnya. [1] Beliau juga perawi banyak hadits. Beliau wafat pada masa kepemimpinan Muawiyah tahun 53 H.
Pada masa Khalifah Umar bin Khaththab r.a., sang khalifah melayangkan surat kepada Fairuz, sang raja yang baru saja naik tahta di Yaman. Dalam surat itu Umar berkata, 
"Aku mendengar engkau asyik makan otak dan madu (hidup senang). Bila suratku ini telah kau terima, segeralah menghadapku dan berperanglah di jalan Allah."
Sang raja pun segera berangkat ke Madinah untuk menemui Umar. Setibanya di rumah Umar, ia memohon izin untuk masuk. Ia pun dipersilakan. Namun, di tengah pintu Umar, tiba-tiba seorang pemuda Quraish menyalipnya. Fairuz tidak terima, ia memukul keras pemuda itu sehingga wajahnya berdarah. Pemuda itu pun segera masuk menemui Umar dengan lumuran darah. Umar bertanya: 
"Siapa yang melakukan ini padamu?"
"Fairuz, dia ada di pintu," jawab pemuda itu. 
Ketika Fairuz masuk, Umar berkata sambil menunjuk pemuda yang berlumuran darah itu:
"Apa ini, Fairuz?"
Fairuz menjawab, 
"Wahai Amirul Mukminin, aku baru diangkat jadi raja. Engkau mengirim surat kepadaku agar aku menghadap kepadamu. Sedangkan pemuda itu tidak engkau kirimi surat. Dan tadi di depan pintu rumahmu, engkau sudah mengizinkanku masuk sebelum mengizinkan pemuda ini masuk. Tapi ia hendak mendahuluiku. Maka aku memukulnya sebagaimana diceritakan padamu."
"Qishash," tegas Umar.
"Apakah wajib qishash?" tanya Fairuz.
"Tidak boleh tidak!" jawab Umar.
Fairuz, sang raja itu pun berlutut dan mengangkat wajahnya, siap untuk diqishash. Pemuda itu serta merta berdiri untuk mengqishashnya.
Umar berkata: 
"Demi Rasulmu, wahai pemuda. Aku kabarkan kepadamu aku mendengar dari Rasulullah saw., Pada sebuah perang, aku mendengar beliau bersabda:
'Pada malam ini, al-Aswad al-Ansi al-Kadzdzab (si pendusta) dibunuh. Dia dibunuh oleh seorang hamba saleh bernama Fairuz al-Dailami.'
Apakah engkau akan tetap mengqishashnya setelah mendengar perkataan ini dari Rasulullah saw.,?"
Pemuda itu berkata: 
"Aku memaafkannya setelah engkau mengabariku kabar dari Rasulullah saw." 
Fairuz berkata kepada Umar: 
"Apakah pemberian maaf ini dapat menyelamatkanku dari qishash? Barusan pada saat aku sudah siap diqishash, Apakah pemuda ini betul-betul rela memaafkanku dan bukan karena paksaan?" 
Umar menjawab, 
"Ya."
Fairuz berkata, 
"Kalau begitu, saksikanlah wahai Pemimpin kaum Mukmin. Aku berikan padanya pedangku, kudaku, dan 30 ribu dirhamku."
Umar melirik pemuda Quraish itu dan berkata: 
"Saat engkau memaafkan, wahai saudara Quraisy, engkau (sudah) mendapat pahala. Kini engkau pun mendapat harta."
Sumber:
-------------------------------------------------------
[1] Dikisahkan bahwa al-Aswad al-Ansi memiliki 700 pasukan, dan ia meluaskan wilayah kekuasaannya hingga membuat Muad bin Jabal r.a. dan perwakilan Nabi saw. lainnya harus pulang ke Madinah.
[2] Kanz al-'Ummal karya al-Muttaqi al-Hindi
Baca Selengkapnya >>>
Thursday, June 8, 2017 0 comments

Ahmad bin Mahdi (Wafat 272 H.)

www.jurussemuailmu.blogspot.com
Abu Ja'far Ahmad bin Mahdi bin Rustam adalah seorang sufi kaya, yang sering mendermakan kekayaannya untuk kepentingan ilmu. Di Baghdad, ia dikenal luas karena kebaikannya. 
Beliau juga seorang perawi banyak hadits yang meriwayatkan hadits-hadits itu lengkap dengan sanadnya. [1] Disebutkan, selama 40 tahun beliau tidur tanpa kasur. Beliau wafat tahun 272 H.
Hari itu, Ahmad bin Mahdi kedatangan seorang tamu perempuan. Perempuan itu berkata: "Aku anak perempuan dari orangtua biasa. Aku dilanda musibah. Aku mohon padamu, atas nama Allah, tutupilah aibku."
"Apa musibahmu?" tanya Ahmad bin Mahdi. 
Perempuan itu menjawab: "Sungguh aku membenci diriku. Aku sekarang hamil. Aku ceritakan pada orang-orang bahwa engkaulah suamiku, dan hamil ini darimu. Tolong jangan permalukan aku. Tutupilah aibku, semoga Allah menutupimu."
Perempuan itu tampak malu dan kikuk, sementara Ahmad bin Mahdi duduk termenung. 
Singkat cerita, beberapa minggu kemudian, perempuan itu melahirkan di rumah Ahmad. Serombongan penduduk kampung halaman perempuan itu, datang beserta imam mereka untuk mengucapkan selamat. 
Ahmad pun menyambut mereka, menunjukkan rasa senang dan bahagia kepada mereka. Ahmad menyerahkan uang dua dinar kepada Imam Mahillah itu dan berkata: "Aku dan dia sudah bercerai. Tolong berikan uang ini pada perempuan itu unuk dibelanjakan untuk keperluan anaknya." 
Sejak itu, Ahmad terus mengirim uang dua dinar tiap bulan melalui Imam itu untuk keperluan sang bayi. 
Bulan berganti tahun, hingga tak terasa sudah bertahun-tahun. Dan Ahmad tak pernah telat mengirim uang belanjanya walau sehari pun. Hingga suatu hari, Imam dan jamaah dari kampung itu kembali menemui Ahmad untuk menyatakan belasungkawa dan mengabari bayi itu telah wafat. 
Ahmad pun menampakkan rasa sedihnya, pasrah dan ridha atas takdir Allah. 
Malam itu, selang satu bulan dari kematian sang bayi, perempuan itu kembali menemui Ahmad. Ia membawa sekantong besar dinar. Ia ingin mengembalikan dinar yang dikirimkan Ahmad selama bertahun-tahun itu. Sambil memohon-mohon, ia menyerahkannya kepada Ahmad. 
Ahmad berkata: "Dinar-dinar ini adalah tali kasihku untuk sang bayi. Sekarang telah menjadi milikmu, karena engkau yang merawatnya. Silahkan kau gunakan sesukamu."
Ahmad tak mau menerima sedikitpun. Perempuan itu pun kembali mengambil dinar. Ia pamitan sambil berkata: "Semoga Allah menutupimu sebagaimana engkau telah menutupi aibku."

Sumber:
--------------------------------
[1] Sanad: mata rantai (nama-nama) para perawi hadits yang sambung menyambung sampai Rasulullah saw
[2] Shifat al Shafwah halaman 4, halaman 84

Baca Selengkapnya >>>
Wednesday, June 7, 2017 0 comments

KONG: SKULL ISLAND

www.jurussemuailmu.blogspot.com

Dated Released : 10 March 2017
Quality : 720p HDRip R6
Info : imdb.com/title/tt3731562
IMDb Rating : 7.2 (24,969 users)
Star : Brie Larson, Tom Hiddleston, Samuel L. Jackson
Genre : Action, Adventure, Fantasy
=========================================









LINK DOWNLOAD


=========================


=========================
Cara Download di PC


===========================
Cara Download di Android




Baca Selengkapnya >>>
Monday, June 5, 2017 0 comments

Imam Al-Ghazali 450-505 H

www.jurussemuailmu.blogspot.com
Bila sulit atau tak memungkinkan bagimu melihat dan memandang para kekasih Allah, menemui dan berkhidmat pada mereka, maka tiada lebih bermanfaat bagi kalbu dan jiwa selain menyimak kesucian hati (ahwal) mereka, merenungi kisah-kisah dan kebiasan-kebiasaan mereka...Alangkah agungnya kerajaan mereka itu... Alangkah ruginya orang yang tak mengikuti mereka.

Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i (lahir di Thus; 1058 / 450 H – meninggal di Thus; 1111 / 14 Jumadil Akhir 505 H; umur 52–53 tahun) adalah seorang filosof dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat abad Pertengahan.

Ia berkuniah Abu Hamid karena salah seorang anaknya bernama Hamid. Gelar dia al-Ghazali ath-Thusi berkaitan dengan ayahnya yang bekerja sebagai pemintal bulu kambing dan tempat kelahirannya yaitu Ghazalah di Bandar Thus, Khurasan, Persia (Iran). Sedangkan gelar asy-Syafi'i menunjukkan bahwa dia bermazhab Syafi'i. Ia berasal dari keluarga yang miskin. Ayahnya mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu ingin anaknya menjadi orang alim dan saleh. Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli pikir, ahli filsafat Islam yang terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan manusia. Ia pernah memegang jawatan sebagai Naib Kanselor di Madrasah Nizhamiyah, pusat pengajian tinggi di Baghdad. Imam Al-Ghazali meninggal dunia pada 14 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah bersamaan dengan tahun 1111 Masehi di Thus. Jenazahnya dikebumikan di tempat kelahirannya.

Sifat pribadi
Imam al-Ghazali mempunyai daya ingat yang kuat dan bijak berhujjah. Ia digelar Hujjatul Islam karena kemampuannya tersebut. Ia sangat dihormati di dua dunia Islam yaitu Saljuk dan Abbasiyah yang merupakan pusat kebesaran Islam. Ia berjaya menguasai pelbagai bidang ilmu pengetahuan. Imam al-Ghazali sangat mencintai ilmu pengetahuan. Ia juga sanggup meninggalkan segala kemewahan hidup untuk bermusafir dan mengembara serta meninggalkan kesenangan hidup demi mencari ilmu pengetahuan. Sebelum dia memulai pengembaraan, dia telah mempelajari karya ahli sufi ternama seperti al-Junaid Sabili dan Bayazid Busthami. Imam al-Ghazali telah mengembara selama 10 tahun. Ia telah mengunjungi tempat-tempat suci di daerah Islam yang luas seperti Mekkah, Madinah, Jerusalem, dan Mesir. Ia terkenal sebagai ahli filsafat Islam yang telah mengharumkan nama ulama di Eropa melalui hasil karyanya yang sangat bermutu tinggi. Sejak kecil lagi dia telah dididik dengan akhlak yang mulia. Hal ini menyebabkan dia benci kepada sifat riya, megah, sombong, takabur, dan sifat-sifat tercela yang lain. Ia sangat kuat beribadat, wara', zuhud, dan tidak gemar kepada kemewahan, kepalsuan, kemegahan dan mencari sesuatu untuk mendapat ridha Allah SWT.

Pendidikan
Pada tingkat dasar, dia mendapat pendidikan secara gratis dari beberapa orang guru karena kemiskinan keluarganya. Pendidikan yang diperoleh pada peringkat ini membolehkan dia menguasai Bahasa Arab dan Parsi dengan fasih. Oleh sebab minatnya yang mendalam terhadap ilmu, dia mula mempelajari ilmu ushuluddin, ilmu mantiq, usul fiqih,filsafat, dan mempelajari segala pendapat keeempat mazhab hingga mahir dalam bidang yang dibahas oleh mazhab-mazhab tersebut. Selepas itu, dia melanjutkan pelajarannya dengan Ahmad ar-Razkani dalam bidang ilmu fiqih, Abu Nasr al-Ismail di Jarajan, dan Imam Harmaim di Naisabur. Oleh sebab Imam al-Ghazali memiliki ketinggian ilmu, dia telah dilantik menjadi mahaguru di Madrasah Nizhamiyah (sebuah universitas yang didirikan oleh perdana menteri) di Baghdad pada tahun 484 Hijrah. Kemudian dia dilantik pula sebagai Naib Kanselor di sana. Ia telah mengembara ke beberapa tempat seperti Mekkah,Madinah,Mesir dan Jerusalem untuk berjumpa dengan ulama-ulama di sana untuk mendalami ilmu pengetahuannya yang ada. Dalam pengembaraan, dia menulis kitab Ihya Ulumuddin yang memberi sumbangan besar kepada masyarakat dan pemikiran manusia dalam semua masalah.

Karya beliau:
Tasawuf
- Ihya Ulumuddin (Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama), merupakan karyanya yang terkenal
- Kimiya as-Sa'adah (Kimia Kebahagiaan)
- Misykah al-Anwar (The Niche of Lights)

Filsafat
- Maqasid al-Falasifah
Tahafut al-Falasifah, buku ini membahas kelemahan-kelemahan para filosof masa itu, yang kemudian ditanggapi oleh Ibnu Rushdi dalam buku Tahafut al-Tahafut (The Incoherence of the Incoherence).

Fiqih
- Al-Mushtasfa min `Ilm al-Ushul

Logika
- Mi`yar al-Ilm (The Standard Measure of Knowledge)
- Al-Qistas al-Mustaqim (The Just Balance)
- Mihakk al-Nazar fi al-Manthiq (The Touchstone of Proof in Logic)

Sumber:
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
- Qashashul Awliyaa' lil Waa'izh wal Khathib wal Mu'alim wal Murabbii wal Qaari' al 'Aadii, karya Muhammad Khalid Tsabit, Kairo: 2014
- Christian D. Von Dehsen (1999). Philosophers and Religious Leaders: Volume 2 dari Lives and Legacies. Greenwood Publishing Group. p. 75. ISBN 978-157-356-152-5.
- Hermawan; Karung Mutiara, Jitet Koestana (1997). Al-Ghazali. Kepustakaan Populer Gramedia. pp. vii. ISBN 979-902-308-4.
- (Indonesia) Husaini, Adian (2006). Hegemoni Kristen-Barat dalam studi Islam di perguruan tinggi. Gema Insani. p. 9. ISBN 9795600982.ISBN 978-979-560-098-5
- (Arab) -----. Ihya Ulumuddin (pranala unduhan, unduhan 5.33 MB).
- (Inggris) -----. The Alchemy of Happiness. Translator: Claud Field (1863-1941). Northbrook Society. 1909.
- (Inggris) Marmura. Al-Ghazali The Incoherence of the Philosophers (2nd edition). Printing Press, Brigham. ISBN 0-8425-2466-5.
Baca Selengkapnya >>>
0 comments

John Wick: Chapter 2

Dated Released : 10 February 2017
Quality : BluRay 720p RETAIL
Info : imdb.com/title/tt4425200/
IMDb Rating : 7.9 (104,071 users)
Star : Keanu Reeves, Riccardo Scamarcio, Ian McShane
Genre : Action, Crime, Thriller













LINK DOWNLOAD


=========================
Subtitle Indonesia
=========================
■ Cara Download di PC
▪IndoShare: http://adf.ly/1mEeXt
▪GoogleDrive: http://adf.ly/1mEemF
▪UptoBox: http://adf.ly/1mEepk
▪OpenLoad: http://adf.ly/1mEewd
▪SolidFiles: http://adf.ly/1mEf1V
▪TusFiles: http://adf.ly/1mEfBe
▪1Fichier: http://adf.ly/1mEfFw
▪Turbobit: http://adf.ly/1mEfJY
FileRio.in: http://adf.ly/1mEg3P
===========================
■ Cara Download di Android
▪IndoShare: http://adf.ly/1mEecj
▪GoogleDrive: http://adf.ly/1mEemF
▪UptoBox: http://adf.ly/1mEepk
▪OpenLoad: http://adf.ly/1mEewd
▪SolidFiles: http://adf.ly/1mEf1V
▪TusFiles: http://adf.ly/1mEfBe
▪1Fichier: http://adf.ly/1mEfFw
▪Turbobit: http://adf.ly/1mEfJY
FileRio.in: http://adf.ly/1mEg3P
Baca Selengkapnya >>>
0 comments

Abu al-Hasan Asy-Syadzili Al-Hasani (593-654H)

Nama lengkapnya adalah Abu al-Hasan Asy-Syadzili Al-Hasani. Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili adalah pendiri Tarekat Syadziliyah. Nasab atau garis keturunan Abul Hasan Asy-Syadzili bersambung sampai dengan Rasulullah SAW.
Berikut ini nasab Abu Hasan Asy-Syadzili: Abul Hasan, bin Abdullah Abdul Jabbar, bin Tamim, bin Hurmuz, bin Hatim, bin Qushay, bin Yusuf, bin Yusya', bin Ward, bin Baththal, bin Ahmad, bin Muhammad, bin Isa, bin Muhammad, bin Hasan, bin Ali bin Abi Thalib suami Fatimah binti Rasulullah SAW.
Sebagian besar sumber yang berbicara tentang sejarah Asy-Syadzili sepakat bahwa dia lahir di negeri Maghreb pada tahun 593 H (1197 M), di sebuah desa yang bernama Ghumarah, dekat kota Sabtah (sekarang kota Ceuta, eksklave Spanyol di Afrika Utara). Dia tumbuh di desa ini. Dia menghafal Al-Quran dan mulai mempelajari ilmu syariat. Kemudian dia pergi ke kota Tunis ketika masih sangat muda. Dia tinggal di sebuah desa yang bernama Syadzilah. Oleh karena itu, dia dinisbatkan kepada desa tersebut meskipun dia tidak berasal dari sana, sebagaimana dikatakan oleh penulis al-Qamus. Ada juga yang mengatakan bahwa dia dinisbatkan kepada desa tersebut karena dia tekun beribadah di sana.
Asy-Syadzili berkulit sawo matang, berbadan kurus, perawakannya tinggi, pipinya tipis, jari-jari kedua tangannya panjang, dan lidahnya fasih serta perkataannya baik. Dia tidak terlalu membatasi diri dalam makan dan minum. Dia selalu mengenakan pakaian yang indah setiap kali memasuki masjid. Dia tidak pernah terlihat memakai baju-baju bertambalan sebagaimana yang dipakai oleh sebagian sufi, bahkan selalu mengenakan pakaian bagus. Dia menyukai kuda, memelihara, dan menungganginya. Dia selalu menasihatkan untuk bersikap moderat.[1]
____________________________
Sumber:
[1] Ibn Abi al-Qasim al_Humairi: "Jejak-jejak Wali Allah", halaman 2-4. Penerbit ERLANGGA, 2009 ISBN (13)978-979-033-319-2
Baca Selengkapnya >>>
Saturday, June 3, 2017 0 comments

Hatim al-Ashamm (Hatim "si tuli)


Beliau adalah salah seorang kekasih Allah terkemuka pada abad ketiga Hijrah. Ia berasal dari Balkh (sekarang afganistan). Ia mengarungi ilmu dan keshalehan di bawah bimbingan banyak sufi terkemuka pada zamannya. Kata-kata mutiaranya yang tak ternilai dihimpun dalam banyak kitab.
Dialah hatim. Mengenai dirinya, Imam Junaid al-Baghdadi berkata: "Hatim al-Asham adalah Abu Bakar Sidiqnya zaman kita." (Shiddiq: orang yang teguh membenarkan agama di tengah banyak kalangan yang mendustakannya). Ia wafat tahun 237 H.

Hatim sebenarnya tak pernah tuli sebagaimana ditunjukan oleh namanya, si tuli (al-ashamm). Nama ini bukan pula nama nisbat dari ayah ataupun keluarganya. Ia menjadi terkenal dengan nama ini, tak lain karena satu peristiwa indah yang mengharukan (raqiqah jamilah). Kala itu, hatim sedang mengajar di majlisnya. Seorang perempuan datang menemuinya untuk bertanya. Di tengah percakapannya dengan Hatim, tiba-tiba bunyi keras kentut keluar darinya. Merahlah muka perempuan itu karena malu yang tak tertanggungkan. Hatim serta merta memegang-megang kedua telinganya sambil berkata:
"Keraskan suaramu, aku tak dapat mendengar ucapanmu! Tolong keraskan ucapanmu!"
Ia berlaga tuli demi melenyapkan kegundahan tamunya itu. Dan perempuan itu pun kembali tenang.
Sejak itulah, hatim dikenal dengan nama al-asham alias si tuli.
____________________________________
Sumber: Thabaqat al-Manawa, ditahkik oleh Muhammad Fatha Abu Bakar. Jilid 2, halaman 132
Baca Selengkapnya >>>
 
;