Showing posts with label Iran (Persia). Show all posts
Showing posts with label Iran (Persia). Show all posts
Sunday, June 11, 2017 0 comments

Fairuz al-Dailami (wafat 53 H)

www.jurussemuailmu.blogspot.com
Fairuz al-Dailami adalah salah seorang raja berdarah Persia di Yaman. Ia masuk Islam dengan keislaman yang elok. (Pada masa Nabi saw.) Ketika al-Aswad  al-Ansi mengklaim kenabian dan memberontak di Yaman, Fairuz menentang dan membunuhnya. [1] Beliau juga perawi banyak hadits. Beliau wafat pada masa kepemimpinan Muawiyah tahun 53 H.
Pada masa Khalifah Umar bin Khaththab r.a., sang khalifah melayangkan surat kepada Fairuz, sang raja yang baru saja naik tahta di Yaman. Dalam surat itu Umar berkata, 
"Aku mendengar engkau asyik makan otak dan madu (hidup senang). Bila suratku ini telah kau terima, segeralah menghadapku dan berperanglah di jalan Allah."
Sang raja pun segera berangkat ke Madinah untuk menemui Umar. Setibanya di rumah Umar, ia memohon izin untuk masuk. Ia pun dipersilakan. Namun, di tengah pintu Umar, tiba-tiba seorang pemuda Quraish menyalipnya. Fairuz tidak terima, ia memukul keras pemuda itu sehingga wajahnya berdarah. Pemuda itu pun segera masuk menemui Umar dengan lumuran darah. Umar bertanya: 
"Siapa yang melakukan ini padamu?"
"Fairuz, dia ada di pintu," jawab pemuda itu. 
Ketika Fairuz masuk, Umar berkata sambil menunjuk pemuda yang berlumuran darah itu:
"Apa ini, Fairuz?"
Fairuz menjawab, 
"Wahai Amirul Mukminin, aku baru diangkat jadi raja. Engkau mengirim surat kepadaku agar aku menghadap kepadamu. Sedangkan pemuda itu tidak engkau kirimi surat. Dan tadi di depan pintu rumahmu, engkau sudah mengizinkanku masuk sebelum mengizinkan pemuda ini masuk. Tapi ia hendak mendahuluiku. Maka aku memukulnya sebagaimana diceritakan padamu."
"Qishash," tegas Umar.
"Apakah wajib qishash?" tanya Fairuz.
"Tidak boleh tidak!" jawab Umar.
Fairuz, sang raja itu pun berlutut dan mengangkat wajahnya, siap untuk diqishash. Pemuda itu serta merta berdiri untuk mengqishashnya.
Umar berkata: 
"Demi Rasulmu, wahai pemuda. Aku kabarkan kepadamu aku mendengar dari Rasulullah saw., Pada sebuah perang, aku mendengar beliau bersabda:
'Pada malam ini, al-Aswad al-Ansi al-Kadzdzab (si pendusta) dibunuh. Dia dibunuh oleh seorang hamba saleh bernama Fairuz al-Dailami.'
Apakah engkau akan tetap mengqishashnya setelah mendengar perkataan ini dari Rasulullah saw.,?"
Pemuda itu berkata: 
"Aku memaafkannya setelah engkau mengabariku kabar dari Rasulullah saw." 
Fairuz berkata kepada Umar: 
"Apakah pemberian maaf ini dapat menyelamatkanku dari qishash? Barusan pada saat aku sudah siap diqishash, Apakah pemuda ini betul-betul rela memaafkanku dan bukan karena paksaan?" 
Umar menjawab, 
"Ya."
Fairuz berkata, 
"Kalau begitu, saksikanlah wahai Pemimpin kaum Mukmin. Aku berikan padanya pedangku, kudaku, dan 30 ribu dirhamku."
Umar melirik pemuda Quraish itu dan berkata: 
"Saat engkau memaafkan, wahai saudara Quraisy, engkau (sudah) mendapat pahala. Kini engkau pun mendapat harta."
Sumber:
-------------------------------------------------------
[1] Dikisahkan bahwa al-Aswad al-Ansi memiliki 700 pasukan, dan ia meluaskan wilayah kekuasaannya hingga membuat Muad bin Jabal r.a. dan perwakilan Nabi saw. lainnya harus pulang ke Madinah.
[2] Kanz al-'Ummal karya al-Muttaqi al-Hindi
Baca Selengkapnya >>>
Monday, June 5, 2017 0 comments

Imam Al-Ghazali 450-505 H

www.jurussemuailmu.blogspot.com
Bila sulit atau tak memungkinkan bagimu melihat dan memandang para kekasih Allah, menemui dan berkhidmat pada mereka, maka tiada lebih bermanfaat bagi kalbu dan jiwa selain menyimak kesucian hati (ahwal) mereka, merenungi kisah-kisah dan kebiasan-kebiasaan mereka...Alangkah agungnya kerajaan mereka itu... Alangkah ruginya orang yang tak mengikuti mereka.

Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i (lahir di Thus; 1058 / 450 H – meninggal di Thus; 1111 / 14 Jumadil Akhir 505 H; umur 52–53 tahun) adalah seorang filosof dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat abad Pertengahan.

Ia berkuniah Abu Hamid karena salah seorang anaknya bernama Hamid. Gelar dia al-Ghazali ath-Thusi berkaitan dengan ayahnya yang bekerja sebagai pemintal bulu kambing dan tempat kelahirannya yaitu Ghazalah di Bandar Thus, Khurasan, Persia (Iran). Sedangkan gelar asy-Syafi'i menunjukkan bahwa dia bermazhab Syafi'i. Ia berasal dari keluarga yang miskin. Ayahnya mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu ingin anaknya menjadi orang alim dan saleh. Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli pikir, ahli filsafat Islam yang terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan manusia. Ia pernah memegang jawatan sebagai Naib Kanselor di Madrasah Nizhamiyah, pusat pengajian tinggi di Baghdad. Imam Al-Ghazali meninggal dunia pada 14 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah bersamaan dengan tahun 1111 Masehi di Thus. Jenazahnya dikebumikan di tempat kelahirannya.

Sifat pribadi
Imam al-Ghazali mempunyai daya ingat yang kuat dan bijak berhujjah. Ia digelar Hujjatul Islam karena kemampuannya tersebut. Ia sangat dihormati di dua dunia Islam yaitu Saljuk dan Abbasiyah yang merupakan pusat kebesaran Islam. Ia berjaya menguasai pelbagai bidang ilmu pengetahuan. Imam al-Ghazali sangat mencintai ilmu pengetahuan. Ia juga sanggup meninggalkan segala kemewahan hidup untuk bermusafir dan mengembara serta meninggalkan kesenangan hidup demi mencari ilmu pengetahuan. Sebelum dia memulai pengembaraan, dia telah mempelajari karya ahli sufi ternama seperti al-Junaid Sabili dan Bayazid Busthami. Imam al-Ghazali telah mengembara selama 10 tahun. Ia telah mengunjungi tempat-tempat suci di daerah Islam yang luas seperti Mekkah, Madinah, Jerusalem, dan Mesir. Ia terkenal sebagai ahli filsafat Islam yang telah mengharumkan nama ulama di Eropa melalui hasil karyanya yang sangat bermutu tinggi. Sejak kecil lagi dia telah dididik dengan akhlak yang mulia. Hal ini menyebabkan dia benci kepada sifat riya, megah, sombong, takabur, dan sifat-sifat tercela yang lain. Ia sangat kuat beribadat, wara', zuhud, dan tidak gemar kepada kemewahan, kepalsuan, kemegahan dan mencari sesuatu untuk mendapat ridha Allah SWT.

Pendidikan
Pada tingkat dasar, dia mendapat pendidikan secara gratis dari beberapa orang guru karena kemiskinan keluarganya. Pendidikan yang diperoleh pada peringkat ini membolehkan dia menguasai Bahasa Arab dan Parsi dengan fasih. Oleh sebab minatnya yang mendalam terhadap ilmu, dia mula mempelajari ilmu ushuluddin, ilmu mantiq, usul fiqih,filsafat, dan mempelajari segala pendapat keeempat mazhab hingga mahir dalam bidang yang dibahas oleh mazhab-mazhab tersebut. Selepas itu, dia melanjutkan pelajarannya dengan Ahmad ar-Razkani dalam bidang ilmu fiqih, Abu Nasr al-Ismail di Jarajan, dan Imam Harmaim di Naisabur. Oleh sebab Imam al-Ghazali memiliki ketinggian ilmu, dia telah dilantik menjadi mahaguru di Madrasah Nizhamiyah (sebuah universitas yang didirikan oleh perdana menteri) di Baghdad pada tahun 484 Hijrah. Kemudian dia dilantik pula sebagai Naib Kanselor di sana. Ia telah mengembara ke beberapa tempat seperti Mekkah,Madinah,Mesir dan Jerusalem untuk berjumpa dengan ulama-ulama di sana untuk mendalami ilmu pengetahuannya yang ada. Dalam pengembaraan, dia menulis kitab Ihya Ulumuddin yang memberi sumbangan besar kepada masyarakat dan pemikiran manusia dalam semua masalah.

Karya beliau:
Tasawuf
- Ihya Ulumuddin (Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama), merupakan karyanya yang terkenal
- Kimiya as-Sa'adah (Kimia Kebahagiaan)
- Misykah al-Anwar (The Niche of Lights)

Filsafat
- Maqasid al-Falasifah
Tahafut al-Falasifah, buku ini membahas kelemahan-kelemahan para filosof masa itu, yang kemudian ditanggapi oleh Ibnu Rushdi dalam buku Tahafut al-Tahafut (The Incoherence of the Incoherence).

Fiqih
- Al-Mushtasfa min `Ilm al-Ushul

Logika
- Mi`yar al-Ilm (The Standard Measure of Knowledge)
- Al-Qistas al-Mustaqim (The Just Balance)
- Mihakk al-Nazar fi al-Manthiq (The Touchstone of Proof in Logic)

Sumber:
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
- Qashashul Awliyaa' lil Waa'izh wal Khathib wal Mu'alim wal Murabbii wal Qaari' al 'Aadii, karya Muhammad Khalid Tsabit, Kairo: 2014
- Christian D. Von Dehsen (1999). Philosophers and Religious Leaders: Volume 2 dari Lives and Legacies. Greenwood Publishing Group. p. 75. ISBN 978-157-356-152-5.
- Hermawan; Karung Mutiara, Jitet Koestana (1997). Al-Ghazali. Kepustakaan Populer Gramedia. pp. vii. ISBN 979-902-308-4.
- (Indonesia) Husaini, Adian (2006). Hegemoni Kristen-Barat dalam studi Islam di perguruan tinggi. Gema Insani. p. 9. ISBN 9795600982.ISBN 978-979-560-098-5
- (Arab) -----. Ihya Ulumuddin (pranala unduhan, unduhan 5.33 MB).
- (Inggris) -----. The Alchemy of Happiness. Translator: Claud Field (1863-1941). Northbrook Society. 1909.
- (Inggris) Marmura. Al-Ghazali The Incoherence of the Philosophers (2nd edition). Printing Press, Brigham. ISBN 0-8425-2466-5.
Baca Selengkapnya >>>
 
;