Jakarta, Tak ada orang yang rela diselingkuhi oleh pasangan karena rasanya seperti dikhianati. Bagi para wanita, setidaknya tak perlu terlalu cemas sebab pria memiliki hormon cinta yang membuatnya tetap setia dan mencegah berpaling ke wanita lain.
Hormon cinta itu disebut oksitosin yang dikenal memperkuat ikatan antar pasangan. Hormon ini ternyata juga mendorong perluasan wilayah pribadi atau personal space sehingga menghalau wanita yang dianggap menarik. Mekanisme ini hanya terjadi pada
orang yang tengah menjalin hubungan.
"Penelitian sebelumnya terhadap tikus prairi menemukan oksitosin sebagai kunci utama untuk kesetiaan monogami pada hewan. Di sini kami menyediakan bukti untuk pertama kalinya bahwa oksitosin juga memiliki fungsi yang sama pada manusia," kata peneliti, Rene Hurlemann dari Universitas Bonn di Jerman seperti dilansir Live Science, Rabu (14/11/2012).
Tikus prairi dikenal hanya punya satu pasangan seumur hidupnya. Hormon oksitosin lah yang membantu menjaga tikus ini untuk setia kepada pasangan. Dalam laporan yang dimuat Journal of Neuroscience, Hurlemann menemukan bahwa efek serupa ternyata juga ditemukan pada manusia.
Oksitosin dikenal memicu munculnya ikatan antar pasangan serta antara ibu dan anak. Namun di sisi lain, hormon ini juga memiliki sisi gelap, yaitu membuat seseorang jadi kurang percaya ketika menghadapi orang asing, bahkan dapat meningkatkan kecenderungan agresi dalam beberapa situasi.
Dalam penelitian ini, sebanyak 86 pria heteroseksual direkrut dan dipilah secara acak untuk diberi semprotan oksitosin atau semprotan plasebo. Para peserta kemudian diminta mengukur tingkat kenyamanannya dengan wanita asing yang secara umum dianggap cantik dan menarik.
Pada eksperimen pertama, para peserta diminta mendekati atau didekati oleh wanita cantik. Para peserta diberitahu untuk menahan posisi berdirinya atau menghentikan pendekatannya pada jarak di mana ia merasa nyaman untuk bercakap-cakap.
Pada percobaan kedua, para pria diminta menggunakan joystick. Ketika melihat gambar yang dirasa menyenangkan, para peserta diminta menarik joystick ke arahnya. Ketika gambar dirasa tidak menyenangkan, maka joystick harus didorong menjauh.
Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa status hubungan amat mempengaruhi pendekatan dan penilaian para pria. Pria berpacar atau beristri yang mendapat oksitosin lebih banyak menjaga jarak dengan wanita cantik dibandingkan pria yang mendapat plasebo.
Pria lajang yang diberi plasebo umumnya menjaga jarak sekitar 50-60 cm dari wanita yang dianggap menarik. Namun pada pria yang telah memiliki pacar atau istri, jaraknya bisa mencapai 70-75 cm jauhnya. Efek ini tidak muncul apabila yang dihadapi adalah sesama pria.
Dari hasil eksperimen kedua, pria yang tengah menjalin hubungan dan mendapat oksitosin juga lebih lambat menanggapi foto-foto wanita cantik dibandingkan pria yang masih jomblo.
Hal ini menunjukkan bahwa oksitosin pada pria yang telah menjalin hubungan dapat meningkatkan kesetiaannya kepada pasangan. Jadi jika menemukan pria yang ternyata doyan selingkuh, mungkin dia kurang banyak menghasilkan hormon oksitosin.
Sumber: Click di sini !!!