AN Uyung Pramudiarja
Jakarta - Banyak makan belum tentu berarti rakus, bisa juga menunjukkan adanya gangguan serius di tubuhnya misalnya diabetes mellitus atau sakit gula. Bisa juga karena
salah pilih makanan waktu sarapan, atau karena gangguan mental dan perilaku.
Jadi jangan asal menuduh jika ada rekan yang sedikit-sedikit mengeluh lapar lagi, cek dulu kemungkinan-kemungkinan berikut ini seperti dirangkum detikHealth dari Sciencedaily, Medicinenet dan Telegraph, Kamis (1/11/2012).
Jakarta - Banyak makan belum tentu berarti rakus, bisa juga menunjukkan adanya gangguan serius di tubuhnya misalnya diabetes mellitus atau sakit gula. Bisa juga karena
salah pilih makanan waktu sarapan, atau karena gangguan mental dan perilaku.
Jadi jangan asal menuduh jika ada rekan yang sedikit-sedikit mengeluh lapar lagi, cek dulu kemungkinan-kemungkinan berikut ini seperti dirangkum detikHealth dari Sciencedaily, Medicinenet dan Telegraph, Kamis (1/11/2012).
1. Kurang tidur
Sebuah penelitian di jurnal SLEEP edisi November 2012 menunjukkan
bahwa kurang tidur bisa meningkatkan produksi ghrelin atau hormon pemicu
rasa lapar sekaligus meningkatkan pelepasan hormon rasa kenyang yang
disebut GLP-1. Jenis kelamin juga mempengaruhi mekanisme ini dan
pengaruhnya lebih besar pada laki-laki dibanding perempuan.
2. Sedang galau
Ilmu kedokteran gizi mengenal istilah emotional eating,
yakni perilaku makan berlebih yang tidak dipicu oleh rasa lapar tetapi
stres dan kegelisahan karena sedang banyak pikiran. Bahkan diperkirakan
dari semua kasus makan berlebih, 75 persen hanya dipicu oleh emotional eating.
3. Salah pilih menu sarapan
Setiap makanan memiliki Indeks Glikemik (IG) yang menunjukkan
seberapa cepat kandungan karbohidratnya dipecah jadi gula sederhana
untuk dibakar jadi energi. Makanan dengan IG tinggi seperti nasi putih
cepat dipecah, sehingga kadar gula darah cepat naik tetapi cepat pula
habis dan membuat rasa lapar cepat muncul lagi. Sebaliknya makanan
dengan IG rendah seperti gandum lebih lambat dipecah, sehingga gula
darah naik perlahan dan bertahan lebih lama sehingga tidak cepat lapar.
4. Lapar mata
Seseorang juga bisa cepat lapar karena mengidap compulsive overeating
atau perilaku makan berlebih hanya karena tidak bisa menahan diri.
Menurut penelitian, gangguan perilaku ini dialami oleh 3,5 persen
perempuan dan 2 persen laki-laki dan sebagian besar memicu kelebihan
berat badan (20 persen) dan obesitas (65 persen).
5. Kelebihan hormon
Defisiensi hormon insulin yang dialami oleh para pengidap diabetes
mellitus bisa menyebabkan rasa lapar cepat datang meski sudah makan,
sehingga memicu polyphagia yang artinya banyak makan. Orang-orang dengan
kelebihan ghrelin atau hormon rasa lapar, juga kortisol atau hormon
stres akan mengalami gejala yang sama yakni sering merasa lapar.
6. Efek samping obat
Obat-obat kortikosteroid untuk asma, obat penenang, obat jantung
golongan beta bloker, antialergi dan beberapa jenis obat lainnya punya
efek samping berupa peningkatan nafsu makan. Tidak heran jika setelah
menjalani pengobatan karena sakit, seseorang jadi lebih doyan makan dan
akhirnya jadi lebih gemuk.